Ini sepenggal cerita yang kupunya, dari serpih-serpih masa silam yang tersisa. Cerita tentang seorang lelaki bermata surya. Penuh dengan muatan energi. Juga, nyalang dan kejam.Lelaki yang dengannya aku pernah menghabiskan sepersepuluh dari usia yang telah dijatahkan Tuhan untukku. Dan sepersepuluh waktu itu adalah impian tentang sarang lebah yang menggantung ringkih di pohon tua, dengan kubangan hitam pekat di sekeliling bawahnya.
Lelaki bermata surya itu bukanlah seorang pria tampan bak pangeran. Toh, tak juga terlalu buruk rupa. Ia juga bukan belia pengobral kata. Hanya seorang lelaki yang tak lagi muda, dengan beberapa gurat keriput di wajahnya. Bibir tipis yang nyaris terkatup sepanjang hari. Sehingga suaranya pun aku lupa seperti apa persisnya.
0 komentar:
Posting Komentar